Oleh: Muhammad Rizki Utama
What Is Islamic Architecture?
Saat melihat pengumuman Aga Khan Schollarship untuk Beasiswa S2 dan S3 di Harvard University dan MIT, ternyata ada jurusan yang ditawarkan yang unik yaitu Islamic Architecture.
Ternyata di ITB, dijadikan sebuah matakuliah. Artinya, sebenarnya bahasan Islamic Architecture sangat luas. Ketika kita berbicara tentang Islamic Architecture atau Arsitektur Islami dalam kajian keilmuan Arsitektur , kita akan menemukan diskursus pada kajian keilmuan ini.
Dari kalangan cendekiawan muslim dan juga orientalis [1] telah membahas beberapa hal terkait dengan Arsitektur Islami. Dengan banyaknya pendapat , perlu dipertegas tentang definisi yang jelas pada kalimat “Islamic Architecture”. John menggunakan kata Islamic Architecture untuk pengklasifikasian Islamic Architecture pada beberapa daerah seperti Afrika, Indian, dll dan pembahasannya mencakup ciri-ciri Islamic Architecture pada tiap daerah dari tipologi, bentuk dan keteraturannya. [2]
Mahmoud Itewi membahas tentang peradaban Islam dan menyimpukan Islamic Architecture membahas tentang bangunanya seperti mesjid dengan ciri –ciri tertentu yang dimulai ketika peradaban Islam berjaya. [3].
Ernst Grube pada “from Architecture of the Islamic World” menerangkan secara jelas pembagian arsitektur Islam dengan ciri-cirinya, pada karyanya yang lain [4] , ia mengemukakan pendapat mengenai Architecture of Islam dan Islamic Architecture .
Taeko Kamiya dalam ‘Architecture of Islam‘ membahas tentang Islamic Architecture dan ia menjelasakan tentang arsitektur pada masa peradaban Islam. Selain itu muncul juga pemikir-pemikir muslim yang membahas tentang Arsitektur Islami seperti , Ziauddin Sardar, Hassan Fathy , Al Faruqi dan lainnya.
Dari berbagai referensi dan kuliah, saya mendapat kesimpulan bahwa perlu diperjelas makna dan substansi dari pembahasan menjadi tiga istilah yaitu Architecture of Islam (Arsitektur Islam), Islamic Architecture (Arsitektur Islam), dan Architecture Muslim Community (Arsitektur Komunitas Muslim).
Ketika sudah jelas perbedaannya, maka kita dapat mengkaji sesuai dengan istilah yang digunakan. Berbicara tentang Arsitektrur Islam, maka akan arsitektur islam itu adalah jawaban dari sebuah pertanyaan ,” Arsitektur Siapa? Arsitektur Apa?” Maka akan jelas bahwa mesjid, geometri islam, bangunan –bangunan yang mencirikan Islam disebut Arsitektur Islam karena ia menjawab pertanyaan yaitu Arsitekturnya Islam.
Sedangkan Arsitektur Islami meupakan kata sifat dimana bahwa Islami disini mengacu pada nilai-nilai Islam. Arsitektur Islami membahas tentang Arsitektur yang menerapkan nilai-nilai Islam dan tidak melanggar syariat Islam yang semua yang mengacu kepada sumber hukum Islam yaitu Quran, Sunnah, dan Ijma .
Sedangkan Arsitektur Komunitas Muslim adalah Arsitektur dari umat islam untuk umat islam, dan digunakan oleh umat islam. Sehingga jelas perbedaanya bahwa Arsitektur Islam dan Komunitas muslim melihat subjek, tapi Arsitektur Islami mengacu pada objek yaitu nilai-nilai Islam pada Quran dan sunnah.
Islamic Architecture
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS 21: 107)
Islam merupaka agama yang memberi rahmat bagi semesta alam, oleh karena itu, dalam Arsitektur Islami, ketika nilai-nilai itu ada dalam suatu desain arsitektur disebut islami ketika ia menjadi manfaat bagi sekelilingnya, bagi penggunanya, bagi lingkungan sekitarnya dan mengandung nilai-nilai islam dalam Quran dan sunnah ,
Selain itu, ia tidak bertentangan dengan syariat. Oleh karena itu, dalam Islamic Architecuture ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait pandangan Islam terhadap alam dan Islam terhadap manusia.
Bangunan Frank Lloyd Wright “The Falling Water” yang menggunakan konsep Organic Architecuture, memperhatikan alam, menggunakan material baik, menyatu dengan alam, desain yang terintegrasi dapat kita katakan mendekati Islamic Architecture yang memperhatikan nilai-nilai Islam terhadap alam.
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS Mulk : 4)
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”( QS Furqon :2)
Sehingga alam ini sangat sempurna,konsep-konsep Arsitektur yang memperhatikan alam, tidak merusak bumi (Al Qashas :77) . Gerakan sustainable development yang muncul saat ini seperti Green Architecture dan Sustainable Architecture memiliki nilai yang dapat dikatakan adalah Arsitektur Islami.
Nilai yang dibawa Islam adalah agar manusia memperhatikan alam, mendekatkan diri pada Rabbnya, bahwa karya arsitek yang indah ini adalah atas izin Allah. Ketika bayangan diatur oleh Allah, nyamannya konsep green ketika pohon tertata rapi, bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak pantas berbangga.
Dalam kaitannya Islam terhadap Manusia, ternyata manusia mendapat perhatian penting. Dalam hal ini hadits rasul banyak yang menjelaskan tentang nilai-nilai yang dibawa Islam pada manusia dan dapat diterapkan pada segi arsitektur.
Contohnya yaitu privasi,jangan boros, jangan bermegah-megahan, perhatikan tetangga, bangunan tidak melebihi tinggi tetangga ,dan masih banyak lagi yang dalam hadits dijelaskan.
Penerapannya pada Arsitektur Islami seperti pada kompleks perumahan, Jalan didesain tidak lurus, agar dapat menjaga pandangan (An nur 30) , lalu, pintu tidak langsung berhadapan, ujung jalan dibuat buntu, agar yang datang ke kompleks tersebut orang yang dikenal, menjamin keamanan.
Selain nilai Islam dengan Alam dan manusia, ada juga nilai-nilai Islam yang universal seperti keselamatan dan kenyamanan sehingga dalam desain memperhatikan keselamatan dan kenyamanan (suhu, lokasi, dll).
Ada juga nilai kesederhanaan, kejujuran, sehingga dalam desain dapat diterapkan kesederhanaan, kejujuran struktur, material bangunan. Nilai lainnya yang tidak kalah penting adalah kemudahan, dimana dalam Islam , khususnya Arsitektur Islami, tidak memiliki aturan yang baku sama sekali, tetapi dapat fleksibel, member manfaat, dan memberikan kemudahan dalam desain.
Bagaimana Batasan Islamic Architecture?
Ibnul Qayyim Al Jauziyah pada bukunya ‘I’lam al Muwwaqim dan Thuruq Al Hukmiyyah‘ [5] saat membahas tentang hal-hal yang tidak dijelaskan rasulullah dalam Quran dan sunnah menjelaskan
“aktifitas yang memang melahirkan maslahat bagi manusia dan menjauhkannya dari kerusakan (Al fasad), walau pun belum diatur oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan wahyu Allah pun belum membicarakannya. Jika yang Anda maksud “harus sesuai syariat” adalah hal tersebut tidak boleh bertentangan dengan nash (teks) syariat, maka itu benar.”
Yang saya simpulkan bahwa Arsitektur merupakan ranah yang tidak dijelaskan rasulullah secara detail seperti halnya ibadah mahdhah . Artinya keputusan-keputusan mengenai desain yang Islami yaitu bersesuaian dengan syariat, dan tidak bertentangan dengannya, namun hal ini dalam ranah personal (arsitek) untuk berijithad sesuai sabda Rasulullah “Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan duniamu” [HR Muslim 1366]
Disini diperlukan ijtihad (personal) untuk mengambil nilai-nilai Islam yang diterapkan pada suatu kondisi tertentu sesuai realita yang ada . Maka, dalam penjelasan kuliah , sempat membahas tentang fiqih. Dalam fiqih sangat mungkin sekali ditemukan perbedaan , karena yang dibahas merupakan bukan hal yang tsawabit (tetap) , tapi muthaghayyirat (fleksibel) sesuai dengan pertimbangan fiqih (prioritas, pertimbanga, dll)
Sehinggapada akhirnhya banyak Arsitek Muslim dan Cendekiawan Muslim berpendapat seperti Sayyid Hosen Nasser, Gulzar Haider, Ziauddin Sardar , Hassan fathy yang membahas tentang pendekatannya terhadap Arsitektur dan nilai Islam yang mereka jelaskan dalam berbagai tulisannya secara teori.
Disisi lain Besim Selim Hakim, seorang peneliti dan penulis buku ‘Arabic-Islamic Cities; Building and Planning Principle‘ melakukan studi secara empirik terhadap hukum dari solusi-solusi pada bangunan di dalam kota Islam yang ternyata bersumber dari Al-Quran dan sunnah, terutama pada rumah tinggal.
Arsitektur Islami bukanlah suatu hal yang sifatnya ushul (pokok) seluruhnya , tapi merupakan hal yang fleksibel dalam ranah personal – ijtihadi (arsitek). Mengikuti nilai-nilai Islam, dan tentu, pada setiap fungsi bangunan, desain , tempat, waktu, dan masa dapat berbeda pula penerapannya pada desainj. Wallahua’lam
Referensi:
[1]Jurnal MIT, Department of Architecture , Historiography of Islamic Architecture
[2] John Burton-Page (1921–2005) was lecturer in Archaeology at the School of Oriental and African Studies in London. The British scholar contributed over 120 articles to various journals and the Encyclopedia of Islam.
[3] jurnal Towards a Modern Theory of Islamic Architecture
[4]Ernest J. Grube, “What is Islamic Architecture,” in: ed. G. Michell, Architecture of
the Islamic World: Its History and Social Meaning (London, 1978), 10-14.
[5] I’lamul Muwaqi’in, 6/26, Thuruq Al Hukmiyah, Hal. 17
http://www.wikipedia.org