Renovasi Hijau, penerapan Arsitektur Hijau

Renovasi hijau adalah sebuah proses renovasi bangunan yang menerapkan prinsip-prinsip arsitektur hijau dan mempergunakan material hijau dalam proses pelaksanaannya

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam renovasi sebuah bangunan yang tetap memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur hijau (green acrchitecture) diantaranya yaitu:

a. Penggunaan zat-zat kimia tidak berbahaya yang terkandung pada bahan-bahan konstruksi bangunan. Misalnya, dengan menggunakan cat rendah VOC (Volatile Organic Compound), water-based polyurethane sebagai finishing lantai, penggunaan gas semprot (krypton) sebagai insulasi

b. Penggunaan material , peralatan dan perlengkapan yang mendukung kulaitas lingkungan dan mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan Dalam pembangunan sebuah bangunan baik itu renovasi maupun bangunan dan perlu ditekankan dan penerapan agar pada renovasi bangunan pencemaran diminimalisasi

Daripada mengganti material yang lama dan tidak terpakai dengan material lama yang sudahkurang berfungsi dan diganti dengan material baru, ada baiknya material lama tersebut diperbaiki .Konsep ini dapat diterapkan juga pada bangunan .Lebih baik memperbaiki dan merebovasi bangunan daripada menghancurkannya. Dengan konsep seperti ini, proses renovasi dianggap mendukung prinsip ‘green architecture’ yang dalam hal ini standar renovasi hijau dijadikan acun oleh Leadership in Energy and Environmental Design (LEED).

Jika perbaikan / renovasi tidak dapat dilakukan, maka penggantian dengan material baru tidak dapat dihindarkan .Oleh karena itu, untuk penggunaan material ramah lingkungan dapat digunakan material -material yang masih layak pakai dari bangunan lama seperti penggunaan lantai kayu pada bangunan baru yang pada kondisi layak.

Material ramah lingkungan yang dapat digunakan , yaitu material yang aman dari zat-zat kimia . Material yang tidak m,engandung zat berbahaya , juga material terbaharukan.material tersebut dapat diperoleh dengan merujuk kepada proses pembuatannya.Material tersebut dapat disebut material hijau jika dalam prosesnya tidak menggunakan material yang dapat mencemari lingkungan.

Contoh Aplikasi (Penerapan) Green Architecture

APLIKASI GREEN ARCHITECTURE

KONSERVASI ENERGI

• Membatasi Penggunaan Air : -Pada toilet, menggunakan urinoar, tidak menggunakan bak air
• Pengurangan penggunaan lampu : – Memaksimalkan Bukaan Pada Bangunan,void pada atap bangunan
• Efesiensi energy pada Bangunan : – tidak menggunakan AC
– Memperbanyak ventilasi Alami, dan Cross Ventilation
– Mengurangi panas pada beberapa bangunan
– Penggunaan Green roof

Bekerja dengan Iklim dan Lingkungan Sekitar

• Memanfaatkan Orientasi Bangunan terhadap arah peredaran matahari (mengurangi radiasi panas)
• memanfaatkan Bayangan pada desain sebagai peneduh : – amphiteater, tempat duduk, kafe,dll
• Memanfaatkan pohon pada tapak untuk penempatan fungsi bangunan : parker, kafe, plaza
• Memasukan cahaya alami pada bangunan
• memanfaatkan air hujan untuk menyiram tanaman sekitar

Menghormati Lingkungan

• Berusaha memperbanyak daerah resapan air : penggunaan material paving block (plaza,parkir, jalur pedestrian,penggunaan greenroof,biopori,dll
• Mengurangi lantai bangunan yang menempel langsung ke tanah (penggunaan lapangan multifungsi,dll)
• Vegetasi dimanfaatkan semaksimal mungkin
• Pohon pelindung yang bermanfaat untuk melindungi dan meneduhi pedestrian maupun bangunan, menggunakan tanaman yang bertajuk lebar dan berdaun lebat, serta tidak mudah berguguran.
• Pohon peneduh untuk menciptakan suasana teduh dan sejuk serta tidak berkesan panas.
• Sebagai pengarah jalan atau sirkulasi.Pepohonan yang digunakan bervariasidari pohon-pohon peneduh yangbertajuk lebar dan berdaun lebat,tanaman penghias, rumput, lumut,semak, tanaman menjalar.
• Memilih penempatan masa bangunan

Meminimalisir Penggunaan Sumber Daya Baru

Penggunaan recycle material, seperti: kayu-kayu ,
Penggunaan material yang sustainable : bambu

Tujuan Menggunakan Greenroof??

Falsafah Penggunaan Greenroof

Green roofs merupakan atap bangunan yang sebagian atau seluruh permukaa
nnya ditanami dengan tumbuh-tumbuhan hijau. Green roofs juga dikenal dengan nama eco-roofs, oikosteges, vegetated roofs, dan living roofs.

Penerapan green roofs sering dikaitkan pada bangunan-bangunan yang beratap datar, sehingga image yang terbentuk dari pemakaian green roofs lebih banyak dihubungkan kepada bangunan kontemporer yang notabene identik dengan atap datar. Ada dua jenis green roofs yang bisa digunakan pada sebuah atap, yaitu intensive green roofs, yang memiliki layer lebih tebal sehingga mampu mengakomodasi tanaman-tanaman yang lebih besar pula, namun membutuhkan perawatan yang intensif; extensive green roofs, atap hijau yang memiliki layer tipis sehingga hanya mampu ditanami tumbuhan kecil seperti rumput atau tanaman jenis perdu.

Pada awalnya, penggunaan green roofs diterapkan untuk merespon isu sustainabilitas akibat krisis yang mulai dikhawatirkan terjadi di bumi. Seiring perkembangannya, makin banyak penelitian-penelitian mengenai green roofs yang meninjau manfaat positif penggunaannya. Di samping itu, ternyata juga tujuan-tujuan sampingan yang menjadi alasan penerapan green roofs pada sebuah bangunan. Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi alasan mengapa sebuah bangunan menggunakan green roofs.

a. Membantu mengurangi penyerapan panas ke dalam bangunan

Tanaman dan medium green roofs di atas atap dapat membantu mengurangi penyerapan panas dengan efek shading dan proses evapotranpirasi tanaman tersebut. Tanaman dan media tumbuhnya tersebut akan menghalangi cahaya matahari langsung ke permukaan atap bangunan. Selain itu, tanaman juga melakukan proses evaporasi dan transpirasi bersamaan yang dikenal pula dengan sebutan evapotranspirasi. Evapotranspirasi akan mendinginkan suhu udara di sekitar atap bangunan dan mempengaruhi suhu termal ke dalam bangunan.

b. Mengurangi level gas rumah kaca

Bila satu juta atap rumah ditanami tumbuhan, 595.000 ton CO2 per tahun dapat dikurangi. Pengurangan sumbangan CO2 per tahun akan berpengaruh terhadap level gas rumah kaca yang ada di lapisan ozon, sehingga efek rumah kaca dapat diminimalisir.

c. Berkontribusi terhadap manajemen air hujan

Salah satu keuntungan dari pemakaian green roof adalah membantu manajemen storm water (air hujan yang tidak diserap ke dalam tanah). Green roofs mampu menyerap air hujan hingga 50-60% ke dalam tanah mediumnya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh untuk mengurangi storm water run-off, yang menjadi salah satu penyebab utama banjir di kota-kota.
Setelah air hujan diserap oleh tanah pada green roofs, air tersebut akan dievaporasikan kembali oleh tanaman ke atmosfer bumi. Sebagiannya akan tetap menjadi cadangan air bagi tanaman di dalam tanah, dan sisanya akan dialirkan melalui saluran air ke riol kota. Dengan begitu, saluran kota tidak akan menerima beban air yang terlalu besar.

d. Memaksimalkan penggunaan ruang terbuka

Lahan yang makin terbatas menyebabkan ruang-ruang terbuka pun ikut menipis. Penggunaan green roofs pada atap bangunan dapat dimanfaatkan menjadi ruang terbuka hijau. Dengan konsep ini, lahan yang dipakai untuk membangun bangunan, akan digantikan dengan lahan hijau baru di atas atap bangunan tersebut.

e.Meningkatkan nilai sebuah real estate dengan penghijauan bangunan

Penghijauan pada bangunan dapat dilakukan salah satunya dengan menerapkan green roofs. Green roofs sendiri masih identik dengan teknologi modern dan harga yang mahal, sehingga secara langsung penerapan atap hijau tersebut akan meningkatkan nilai sebuah perumahan.

f. Membangun citra positif bagi pemilik dan pengguna bangunan terkait respon terhadap isu sustainabilitas

Seiring perkembangan zaman, fungsi green roof bukan lagi hanya sebagai media untuk mengurangi global warming ataupun sebagai respon dari isu sustainabilitas saja. Green roofs sudah menjadi trend bangunan kontemporer. Bangunan-bangunan yang menggunakan green roofs akan memnuculkan citra positif terkait responnya terhadap isu keberlanjutan.

Konsep Arsitektur Berkelanjutan “Sustainable Architecture”

Arsitektur terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan budaya. Sudah banyak inovasi-inovasi bangunan yang dilakukan. Baik dalam hal material, cara membangun, maupun bentuk dari bangunan itu sendiri. Namun sayangnya banyak dari bangunan tersebut yang dibuat dengan tanpa memperhatikan aspek lingkungan untuk jangka panjang. Sehingga menjadi timbul masalah baru yang membawa dampak negatif kepada lingkungan itu sendiri.

Hal tersebut diperparah dengan kondisi iklim yang semakin memburuk dan dampaknya sudah sebagian dapat kita rasakan saat ini. Isu ini sudah berkembang menjadi isu global yang biasa kita dengar yaitu global warming.

Bila hal ini tidak dipikirkan bagaimana penyelesaiannya, entah apa yang akan terjadi pada bumi kita akibat perkembangan dalam bidang arsitektur khususnya. Oleh karena itu saat ini kita harus mulai bertindak! Arsitektur berkelanjutan atau yang biasa dikenal dengan Sustainable architecture lahir sebagai salah satu aksi yang harus kita lakukan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan.

Arsitektur berkelanjutan memiliki banyak pengertian Continue reading “Konsep Arsitektur Berkelanjutan “Sustainable Architecture””

Mesjid di AS mulai Go Green

WASHINGTON DC–Seruan kembali ke alam dan gerakan ramah lingkungan sedang terjadi di masjid-masjid di seluruh Amerika Serikat. Mereka bergandeng tangan dengan kelompok-kelompok berbasis agama untuk mendorong masyarakat agar memperlakukan lingkungan secara lebih baik. “Sudah semestinya umat Islam juga berkontribusi di dalamnya,” ujar Khalid Iqbal, deputi direktur All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) di Virginia.

Menurut Iqbal, peduli terhadap lingkungan adalah salah satu amanat Islam. “Itu adalah kewajiban masing-masing Muslim untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.

Di ADAMS Center, pendidikan lingkungan diberikan berbarengan dengan pemberian materi keagamaan. Anggota pengajian diajarkan cara mendaur ulang aneka sampah rumah tangga, gerakan penghematan air, penggantian bola lampu dengan produk yang hemat energi, serta penanaman serempak lebih dari 300 batang pohon.

ADAMS bekerja dengan Sekolah Minggu memperkenalkan proyek Masjid Hijau. Mereka mengurangi pengeluaran karbon hingga 13 persen dan menghemat energi hingga 21 persen. “Seluruh lampu di masjid-masjid menggunakan lampu hemat energi,” ujarnya.

Di masjid-masjid yang menjadi anggotanya, ceramah agama juga disisipi pesan-pesan pelestarian lingkungan, hal yang menjadi salah satu insisari ajaran Islam. Masjid pertama di negara ini yang telah menerapkan prinsip go green, Masjid Yayasan yang terletak di Bridgeview, Illinois, memasang panel tenaga surya sejak 31 Juli 2008. Masjid ini menerima penghargaan sebagai Pahlawan Lingkungan dari pemerintah setempat atas upaya ini. Masjid ini juga biasa mendaur ulang seluruh barang yang sudah tidak dimanfaatkan lagi.

Di Southern California, jumlah organisasi Muslim yang turut bergabung sebagai penyeru keselamatan lingkungan semakin banyak. Setidaknya ada sepuluh organisasi, antara lain Islamic Environmental Group of Wisconsin, DC Green Muslim, dan Green Deen yang membantu pemerintah setempat dalam mengedukasi komunitas Muslim tentang pentingnya peduli lingkungan dan gaya hidup hijau.

“Banyak orang yang tahu Muslim adalah khalifah di muka bumi, tapi tak banyak yang tahu tentang apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap bumi ini,” ujar Dr Zaher Sahloul, pimpinan Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC) dan ketua takmir Masjid Yayasan.

Imam Johari Abdul-Malik, direktur Dar Al Hijrah Islamic Center di Virginia menyetujui ucapannya. Menurutnya, jika kesadaran masyarakat meningkat, maka kesinambungan alam akan lebih terjaga. Ia berharap gerakan yang dirintis lembaga-lembaga berbasis agama diikuti setiap lapisan masyarakat sehingga kebijakan publik yang bertentangan dengan keselarasan lingkungan bisa dihapuskan.
“Tak mungkin terjadi perubahan nyata jika semua hanya bekerja pada tataran individu dan lembaga berbasis agama saja. Itu tidak cukup,” ujar Abdul-Malik kepada IOL.

sumber :republika.co.id