Sekali Saja, Sedetik Saja


Uyghur
Muslim in China ( pic. aljazeera)

Tuan dan Nyonya

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Kami hanya ingin menghaturkan berjuta terima kasih

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Kami hanya terharu, rupanya masih ada yang mengingat kami

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Kami pikir sudah tiada ketika jasad kami dimasukkan ke dalam kamp-kamp

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Atas masih adanya yang merindu kami

Seorang Ozil yang mengusik nurani kalian

Kami pikir, kami sudah musuh seluruh dunia

 

Tuan dan Nyonya

Di dalam kamp ini, di dalam ruangan mungil ini, sejujurnya kami ingin menangis

Tapi, air mata kami sudah kering

Kami tak boleh menangis

Kami harus selalu tersenyum

Ini bukan kisah mereka yang selalu tersenyum karena ‘smile’ di negeri Wano

Ini adalah kisah kami, yang kalian bincangkan selama ini

 

Sekali saja…

Izinkan kami menangis, bersujud, sedetik saja…

Sekali saja…

Izinkan kami mengangkat kedua tangan kami, sedetik saja..

Seperti layaknya Tuan dan Nyonya

Yang masih tertawa riang ketika men-scroll video

Yang masih bisa membonceng si kecil ke tempat liburan

Yang masih bisa membasahi wajah-wajahnya untuk beribadah

Yang masih bisa  berpulas ria di keheningan malam

 

Rindu…

Izinkan kami merindu, suara panggilan itu

Di dalam ruangan mungil ini

Kami hanya melihat selimut dan se-set kasur dan rangkanya

Izinkan kami merindu, suara serak itu

Di dalam ruangan mungil ini

Kami tak melihat melihat sajadah hingga mushaf

 

Tuan dan Nyonya

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Tolong selipkan kami dalam doa kalian

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Selipkan juga mereka, saudara kami di penjuru dunia

Rohingya

Patani

Palestina

Suriah

Kashmir

dan penjuru lainnya

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Ingin sekali, menikmati seteguk kopi dengan segala kenangannya

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

Sayangnya kami tak bisa

Tuan dan Nyonya

t-e-r-i-m-a  k-a-s-i-h

 

@rizkilesus, Desember 2019

 

 

Leave a comment