Teruntuk Kamu


IMG_1978

Teruntuk kamu yang kini jenuh berdiam di rumah

Kamu tidak sendiri

Teuntuk kamu yang kini berada di jalan berpeluh

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang kini gundah dan resah

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang kehilangan mata pencaharian

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang lapar tak kuasa bersantap

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang tak bisa menikmati shalat berjamaah

Kamu tidak sendiri

Untuk kamu yang tak bisa kembal ke kampung halaman

Kamu tidak sendiri

Teruntuk  kamu yang sudah lama tak bersua keluarga

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang hanya bisa bersua dengan ponsel

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang berjuang di garis depan

Kamu tidak sendiri

Teruntuk kamu yang akhirnya merasakan kehilangan

Kamu tidak sendiri

Kamu tak pernah sendirian

 

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna kebersamaan

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna sesuap nasi

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna mencintai pekerjaan

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna kesederhanaan

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna berbagi

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna shalat

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna keluarga

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna waktu luang

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna perjuangan

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna kekuatan

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna keberanian

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna sebuah doa

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna harapan

Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna syukur

Kamu tidak pernah sendirian

@rizkilesus, catatan setelah satu bulan menjalani #dirumahsaja,  Sya’ban (April 2020) jelang Ramadhan 1441 H

Leave a comment