Teruntuk kamu yang kini jenuh berdiam di rumah
Kamu tidak sendiri
Teuntuk kamu yang kini berada di jalan berpeluh
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang kini gundah dan resah
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang kehilangan mata pencaharian
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang lapar tak kuasa bersantap
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang tak bisa menikmati shalat berjamaah
Kamu tidak sendiri
Untuk kamu yang tak bisa kembal ke kampung halaman
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang sudah lama tak bersua keluarga
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang hanya bisa bersua dengan ponsel
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang berjuang di garis depan
Kamu tidak sendiri
Teruntuk kamu yang akhirnya merasakan kehilangan
Kamu tidak sendiri
Kamu tak pernah sendirian
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna kebersamaan
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna sesuap nasi
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna mencintai pekerjaan
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna kesederhanaan
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna berbagi
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna shalat
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna keluarga
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna waktu luang
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna perjuangan
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna kekuatan
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna keberanian
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna sebuah doa
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna harapan
Teruntuk kamu yang menemukan kembali makna syukur
Kamu tidak pernah sendirian
@rizkilesus, catatan setelah satu bulan menjalani #dirumahsaja, Sya’ban (April 2020) jelang Ramadhan 1441 H