Konsep Arsitektur Berkelanjutan “Sustainable Architecture”

Arsitektur terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan budaya. Sudah banyak inovasi-inovasi bangunan yang dilakukan. Baik dalam hal material, cara membangun, maupun bentuk dari bangunan itu sendiri. Namun sayangnya banyak dari bangunan tersebut yang dibuat dengan tanpa memperhatikan aspek lingkungan untuk jangka panjang. Sehingga menjadi timbul masalah baru yang membawa dampak negatif kepada lingkungan itu sendiri.

Hal tersebut diperparah dengan kondisi iklim yang semakin memburuk dan dampaknya sudah sebagian dapat kita rasakan saat ini. Isu ini sudah berkembang menjadi isu global yang biasa kita dengar yaitu global warming.

Bila hal ini tidak dipikirkan bagaimana penyelesaiannya, entah apa yang akan terjadi pada bumi kita akibat perkembangan dalam bidang arsitektur khususnya. Oleh karena itu saat ini kita harus mulai bertindak! Arsitektur berkelanjutan atau yang biasa dikenal dengan Sustainable architecture lahir sebagai salah satu aksi yang harus kita lakukan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan.

Arsitektur berkelanjutan memiliki banyak pengertian Continue reading “Konsep Arsitektur Berkelanjutan “Sustainable Architecture””

Perubahan Iklim Global dan Peran Arsitektur

Peran Arsitektur dan Perubahan Iklim
Dalam Perancangan bangunan, sering kali kurang memperhatikan keselarasan dengan alam, dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam dan penggunaan teknologi yang tidak ramah terhadap alam. Oleh karena itu, perancangan bangunan secara arsitektur mempunyai andil besar memicu pemanasan global dan berakibat pada turunnya kualitas hidup manusia. Dari semua gejala alam yang sudah terjadi, kini sudah saatnya perancangan bangunan secara
arsitektur, lebih memahami alam melalui pendekatan dan pemahaman terhadap perilaku alam lebih dalam agar tidak terjadi kerusakan alam yang lebih parah. Sasaran utama dari upaya ini adalah tidak memperparah pemanasan global, melalui upaya rancangan arsitektur yang selaras dengan alam serta memperhatikan kelangsungan ekosistim, yaitu dengan pendekatan ekologi.
Pendekatan ekologi merupakan cara pemecahan masalah rancangan arsitektur dengan mengutamakan keselarasan rancangan dengan alam, melalui pemecahan secara teknis dan ilmiah. Pendekatan ini diharapkan menghasilkan konsep-konsep perancangan arsitektur yang ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang.

Semua ini ditujukan bagi kelangsungan ekosistem, kelestarian alam dengan tidak merusak tanah, air dan udara., tanpa mengabaikan kesejahteraan dan kenyamanan manusia secara fisik, sosial dan ekonomi secara berkelanjutan.
Bangunan didirikan berdasarkan rancangan yang dibuat oleh manusia yang seringkali lebih menekankan pada kebutuhan manusia tanpa memperhatikan dampaknya terhadap alam sekitarnya. Seharusnya manusia sadar betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang kehidupan, maka setiap kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman terhadap alam termasuk pada perancangan arsitektur. Pemahaman terhadap alam pada rancangan arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan rancangan dengan alam, yaitu melalui memahami perilaku alam., ramah dan selaras terhadap alam. Keselarasan dengan alam merupakan upaya pengelolaan dan menjaga kualitas tanah, air dan udara dari berbagai kegiatan manusia, agar siklus-siklus tertutup yang ada pada setiap ekosistim, kecuali energi tetap berjalan untuk menghasilkan sumber daya alam.
Arsitek dalam mendesain bangunan memandang iklim tidak sekedar sebagai masalah, melainkan sebagai sumber potensi. Berdasarkan penelitian di Lawrance Barkeley National Laboratory tentang hubungan bangunan dengan manusia menunjukkan bahwa:
• Produktivitas orang bekerja di dalam bangunan meningkat 7-13% dengan kualitas udara yang lebih baik.
• Produktivitas orang bekerja di dalam bangunan meningkat 15-50% dengan penggunaan cahaya matahari alami yang cukup.
• Pergerakan udara yang terbatas adalah penyebab utama “sick building syndrome”
• Pencahayaan artifisial memproduksi 2-4 kali lebih panas dari pencahayaan alami pada tingkat terang yang sama.
Manusia harus dapat bersikap transenden dalam mengelola alam, dan menyadari bahwa hidupnya berada secara imanen di alam. Akibat kegiatan atau perubahan pada kondisi alamiah akan berdampak pada siklus-siklus di alam. Hal ini dimungkinkan adanya perubahan dan transformasi pada sumber daya alam yang dapat bedampak pada kelangsungan hidup manusia. Perancangan arsitektur haruslah menjadi sistem yang sinergi antara komponen-komponennya sehingga menjadi sistem yang terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karena itu pemikiran rancangan arsitektur yang menekankan pada ekologi, ramah terhadap alam, tidak boleh menghasilkan bangunan fisik yang membahayakan siklus-siklus tertutup dari ekositem sebagai sumber daya yang ada ditanah, air dan udara.

Pengaruh Iklim global dan Arsitektur

Pengaruh Iklim global dan Arsitektur

Manusia sebagai objek dan subjek arsitektur,selalu merasa ingin hidup nyaman,terpenuhi kebutuhan tempat tinggalnya,lalu selalu menginginkan yang harus dipenuhi dan melakukan berbagai macam cara agar keinginannya dapat dipenuhi.Dan cara-cara yang dilakukannya ini berdampak besar pada lingkungan dan akhirnya berimbas balik kepada manusia.Sebagai contoh yang terlihat nyata adalah apa yang disebut dengan pemanasan global,dimana dapat diketahui pemanasan global ini membuat iklim dunia menjadi lebih sulit diprediksi.Dan disepakati bersama dalam banyak pertemuan internasional bahwa pemanasan global ini terjadi akibat ulah manusia juga.Konsumsi manusia,pengambilan sumber daya,kebutuhan akan transportasi,dll membuat konsentrasi CO2 meningkat.Peningkatan emisi ini membuat atmosper yang tipis diatas permukaan bumi semakin tebal sehingga panas terjebak didalam bumi dan bumi menjadi panas,dan ini yang disebut pemanasan globat tersebut.Dan efek dari “global warming” atau pemanasan global yaitu perubahan iklim secara drastis.

Fakta-fakta global warming yang dikeluarkan oleh Al-Gore yaitu dia mengemukaan data-data yang mengejutkan semenjak revolusi Industri dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun ,suhu bumi meningkat 2 derajat,pada 2100 disinyalir akan naik berkali-kali lipat.Juga efek dari pemanasan global ini yang sudah diprediksi yaitu mencairnya kutub utara dan selatan,dan akan mengakibatkan hewan-hewan yang tinggal disana menjadi punah,dan tidka hanya itu,permukaan air laut akan semakin tinggi dan dapat menenggelamkan beberapa pulau di bumi ini,data WMO (organisasi Meteorologi Dunia) mengukur kadar gas rumah akaca selama 2004,daiantaranya Nitrogen Oksida,senyawa tersebut meningkat tajam sejak 1988,mencapai 318,6 ppm.Metan ,contoh lain lagi menjadi senyawa yang paling tajam peningkatannya selama dua abad terakhir,jumlahnya mencapai 1783 ppm pada 2004.Konsentrasi gas-gas tersebut semakin lama semakin besar yang terkurung di atmosfer bumi sehingga bumi menjadi semakin panas karena ada energi ayng berubah menjadi panas,dan panas yang terkurung ..Perubahan iklim secara drastis terasa diberbagai Negara di dunia.Di Amerika dengan Tornado-tornado yang menerjang Negara baigiannya,di Eslandia terdapat perlombaan berenang dilaut kutub utara, yang menyindir masyarakat dunia bahwa sekarang air disana dapat dipakai untuk berenang.Di Indonesia pun terkena dampaknya dengan tidak teraturnya musim hujan dan kemarau.Dan hujan tidak dapat diprediksi,musim hujan menjadi lebih pendek,hujan banyak terjadi dilaut,dll.

Di Kota Bandung ,terasa sekali perbedaan,baik kenyamanan dan penambahan suhu Bandung.Banyak orang merasakan Bandung semakin panas,apalagi saat “week end”.Tidak hanya “global warming” tetapi juga dengan kepadatan manusia dan berkurangnya vegetasipun mempengaruhi perubahan iklim didunia dan yang paling berperan penting adalah manusia.
Continue reading “Pengaruh Iklim global dan Arsitektur”